BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Promosi kesehatan ibu nifas
adalah upaya untuk mempromosikan
kesehatan setelah masa persalinan untuk mencegah terjadinya komplikasi.Masa
nifas atau puerperium dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
Bidan mempunyai peran sebagai
pelaksana, pengelola, peneliti, dan pendidik. Sebagai pelaksana, bidan
melakukan tugasnya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Sebagai pengelola,
bidan memimpin kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan mutu
kesehatan. Sebagai peneliti, bidan melakukan penelitian dalam berbagai masalah
tentang pelayanan kesehatan. Sebagai pendidik, bidan dapat berperan sebagai
penyuluh dan penasihat tentang permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat,
disinilah peran bidan dalam melakukan upaya promosi kesehatan. Dimana sebagai
promotor kesehatan bidan harus mampu memberikan penerangan dan pendidikan
sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan
kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menganggap
pelayanan kesehatan tersebut menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka.
Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang
memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan seperti
promosi kesehatan pada ibu nifas.
Salah satu masalah yang masih tinggi
dialami oleh negara Indonesia ialah masalah gizi kurang terutama dalam
pemberian Air Susu Ibu (ASI), angka kesakitan dan kematian pada bayi dan
anak-anak. Kendala dalam pemberian ASI telah diidentifikasi, diantaranya
mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi, praktik-praktik rumah sakit
yang kurang tepat seperti memberikan air dan suplemen untuk bayi tanpa ada
kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada awal periode pasca
melahirkan, ibu bekerja, kurangnya dukungan sosial yang luas, dan promosi
komersial dari susu formula melalui hadiah yang diberikan rumah sakit waktu ibu
pulang ke rumah, hadiah untuk bayi dari perusahaan susu formula yang
didistribusikan oleh pemberi perawatan selama kehamilan dan iklan-iklan di
televisi serta majalah.
Oleh karena itu penulis tergugah
untuk membuat suatu makalah yang membahas tentang upaya promosi kesehatan pada
ibu nifas dan menyusui.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari masa nifas dan menyusui?
2.
Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada masa
nifas?
3.
Apakah yang dimaksud dengan promosi kesehatan pada ibu
menyusui?
4.
Apa saja yang termasuk upaya kesehatan pada ibu nifas?
5.
Apa saja yang termasuk upaya kesehatan pada ibu menyusui?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari masa nifas dan menyusui
2.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan
pada ibu nifas
3.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan
pada ibu menyusui
4.
Untuk mengetahui upaya kesehatan pada ibu nifas
5.
Untuk mengetahui upaya kesehatan pada ibu menyusui
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Masa Nifas
1. Nifas adalah masa pulih
kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil, lamanya 6-8 minggu.
2. Masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
3. Masa yang dimulai setelah partus
selesai,dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu,akan tetapi seluruh alat
genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
4. Masa yang dimulai setelah kehamilan
placenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.
B.
Tahap
Masa Nifas
1. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan,dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
2. Peurperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya
6-8 minggu.
3. Remote puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-munggu atau tahunan.
Pada
masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yaitu :
a. Perubahan fisik
b. Involusi uterus
Setelah plasenta lahir uterus
merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-otot involusi
terjadi karena masing-masing sel menjadi kecil karena sitoplasma yang
berlebihan dibuang. Involusi disebabkan karena autolysis yaitu pecahnya zat
protein dinding rahim yang diabsorbsi dan dibuang menjadi urine. Pelepasan
plasenta dan selaput janin serta dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum
bagian atas setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas stratum spongiosum yang
tinggi menjadi nekrotis, sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan
otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrotis mengeluarkan
lochea, sedangkan lapisan yang masih sehat menghasilkan endometrium yang baru.
Epitel
baru terjadi karena proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru
terbentuk dari jaringan ikat yang ada diantara kelenjar-kelenjar. Epitelasi
berlangsung selama 10 hari kecuali pada implantasi plasenta memakan waktu 3
minggu.
Tonus otot uterus dipelihara oleh
control persyarafan dan dapat dirangsang dengan massase / rangsangan putting
susu.
Tabel Tinggi Fundus Uteri dan Berat
Uterus menurut Masa Involusi
Involusi
|
Tinggi Fundus Uteri
|
Berat Uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
|
Setinggi pusat
2-3 jari bawah pusat
Pertengahan pst-sympysis
Tidak teraba diatas syimpysis
Bertambah kecil
Sebesar ukuran normal
|
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
|
c. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan plasenta mengecil
karena adanya kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm.
Setelah 2 minggu menjadi 3-4 cm dan minggu ke 6 1-2 cm dan akhirnya pulih.
Penyembuhan luka plasenta khas sekali karena pertumbuhan endometrium di pinggir
luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
d. Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai
banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi pada persalinan tidak
diperlukan lagi, maka arteri akan mengecil lagi pada masa nifas.
e. Perubahan Pada Serviks dan Vagina
Setelah persalinan bentuk serviks
agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak,
kadang –kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir ostium
uteri externum dapat dilalui 2-3 jari dan pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui 1 jari saja. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke 3 post partum rugae mulai
tampak kembali.
f. Ligament-Ligament
Ligament-ligament dan diafragma
pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali, sehingga tidak jarang uterus
jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligament rotundum menjadi
kendor setelah persalinan, kebiasaan wanita Indonesia melakukan berurut dimana
sewaktu diurut tekanan infra abdomen bertambah tinggi, karena setelah
melahirkan ligament fasia dan jaringan penunjang menjadi kendor. Jika dilakukan
urut banyak wanita akan mengeluh “kandungannya turun” untuk memulihkannya kembali
sebaiknya melakukan latihan-latihan dan gymnastic pasca persalinan.
g. After Paints (Mules-Mules)
Kontraksi uterus setelah persalinan
sangat menganggu selama 2-3 hari post partum. After paints lebih terasa bila
wanita tersebut menyusui. Perasaan sakit timbul bila masih ada sisa plasenta,
sisa selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri.
h. Pengeluaran Lochea
Lochea adalah secret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea tidak lain dari pada
secret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta. Sifat
lochea berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka.
1) Lochea Rubra
a)
Waktu keluarnya pada saat 2 hari post partum
b)
Konsistensi cair
c)
Warnanya merah
d) Baunya biasa atau khas
e)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua verniks caseosa, lanugo dan mekonium.
2) Lochea Sanguinolenta
a)
Waktu keluarnya pada 3-7 hari post partum
b)
Konsistensinya lebih kental dan bercampur lender
c)
Warna cokelat
d) Baunya biasa dan khas
3)
Lochea Serosa
a)
Waktu keluarnya pada 7-14 hari post partum
b)
Konsistensinya cair dan tidak bercampur darah
c)
Warnanya kuning
d)
Baunya khas atau biasa
4)
Lochea Alba
a)
Waktu keluarnya pada saat lebih dari 14 hari post partum
b)
Konsistensinya kental dan hampir seperti albus
c)
Warnanya putih karena banyaknya leukosit didalamnya
5)
Lochea Purulenta (lochea abnormal)
a)
Waktu keluarnya jika terjadi infeksi
b)
Konsistensinya kental dan bercampur nanah
c)
Warna kehijau-hijauan
d)
Baunya luar biasa / busuk, menandakan adanya infeksi
6) Lochiostasis
a)
Lochea tidak lancar keluarnya
Jika lochea tetap berwarna setelah 2
minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang
kurang sempurna, yang sering disebabkan retrofleksio uteri.
C.
Tahap fase aktifitas penting sebelum
menjadi seorang ibu menurut Rubin yaitu :
1.
Taking – In
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah
melahirkan.
b. Perhatian ibu tertuju pada tubuhnya.
c. Ibu mengulanga-ulang pengalamannya
waktu bersalin.
d. Mencegah gangguan tidur, pusing,
iritabel, interferance dengan
pengembalian ke keadaan normal.
e. Peningkatan nutrisi.
2.
Taking Hold
a. Periode ini berlangsung 2-4 hari
post partum.
b. Ibu lebih memfokuskan perhatiannya
untuk menjadi orang yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap
bayinya.
c. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan
fungsi tubuhnya seperti BAB, BAK, kekuatan dan ketahanan tubuhnya.
d. Ibu berusaha keras untuk menguasai
tentang ketrampilan perawatan bayi. Misalnya : Menggendong, menyusui, memandikan,
dan memasang popok.
3. Letting Go
a. Periode ini biasanya terjadi setelah
ibu pulang ke rumah, dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang
diberikan oleh keluarga.
b. Ibu mengambil tanggung jawab
terhadap perawatan bayi.
c. Ibu harus beradaptasi dengan keadaan
bayi yang sangat bergantung.
d. Depresi post partum biasanya terjadi
pada periode ini.
D.
Asuhan Masa Nifas
1.
Mencegah infeksi.
2.
Meningkatkan penyembuhan jaringan.
3.
Meningkatkan involusi uterus dan kenyamanan serta mencegah
komplikasi dari mobilisasi.
4.
Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat.
5.
Meningkatkan pembentukan laktasi atau supresinya.
6.
Meningkatkan pola eliminasi normal.
7.
Pencegahan isomunisasi Rh pada ibu dengan resus negative.
8.
Memenuhi kebutuhan belajar ibu, kebersihan diri, perawatan
perinel, payudara, parenting, latihan peregangn otot, hubungan seksual dan
kontrasepsi.
9.
Meningkatkan rasa percaya diri dan gambaran tubuh serta
penurunan stress.
10. Mendorong untuk mempertahankan
kesehatan mealui penggunaan sumber-sumber kesehatan yang ada di masyarakat.
E.
Upaya Promotif dan Preventif Secara
Umum
1.
Health promotion : Merupakan usaha meningkatkan nilai
kesehatan melalui pemeliharaan secara umum yang di lakukan pada pada ibu nifas
adalah sebagai berikut :
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu
Tindakan
|
Deskripsi dan keterangan
|
Kebersihan diri
|
Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.pastikan bahwa
ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri
setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di
bawah matahari atau di seterika.
Sarankan
ibu untuk mencuci tanagan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu
mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyenth daerah luka.
|
Istirahat
|
Anjurkan
ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
Saranka
ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
-
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
-
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
-
Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
|
Latihan
|
Diskusikan
pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuata dan ini menyaebabkan otot perutnya menjadi kuata sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung.
Jelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti, :
-
Dengan tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu ke dada :
Tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.
-
Untuk memperkuat tonus otot vagina (latiahan Kegel).
Berdiri
dengna tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggu tahan
sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan utnuk setiap
gerakan . setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada
minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus memngerjakan setiap gerakan sebanyak
30 kali.
|
Gizi
|
Ibu menyusui harus :
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari.
Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
Minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
Pil zat
besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memeberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI nya.
|
Perawatan Payudara
|
Menjaga
payudara tetap bersih dan kering .
Menggunakan
BH yang menyokong payudara.
Apabila
putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyu ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali selesai menyusuisui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari
putting susu yang tidak lecet
Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkanselama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminusui. Menyususi tetap dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak
lecet
Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkanselama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
Untuk
menghilangkan nydengan menggunakan sendok.
Untuk
menghilangkan nyeri dapat minum
paracetamol 1 tablet setiap 4-6 paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI,
lakukan :
-
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
-
Urut payudara dari pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengna arah “Z” meneju putting.
-
Keluarkan ASI sebagian dari bagian
depan paudara sehingga putting susu menjadi lunak.
-
Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
keluarkan dengna tangan.
-
Letakakn kain dingin pada payudara setelah menyusui.
-
Payudara dikeringkan.
|
Hubungan Perkawinan / Rumah Tangga
|
Secara
fisik aman untuk memulai banyak budaya, yang mempunyahubungan suammi istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau sua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak
merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
Banyak
budaya, yang mempuyai tradisi mennda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
|
Keluarga Berencana
|
Idealnya
pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kaoan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi
haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat
dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru
resiko caranya ini ialah 2 % kehamilan.
Meskipun
beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih
aman, terutama bila ibu sudah haid lagi.
Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu
:
-
Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan evektifitasnya,
-
Kelebihan atau keuntungannya,
-
Kekurangannya,
-
Efek samping,
-
Bagaimana menggunakan metode itu,
-
Kapan metode itu dapat mulai digunakan utnuk wanita pasca salin yang
menyusui.
Jika
seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baikny untuk
bertemu dengannye lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut
bekerja dengan baik.
|
Tindakan Lazim Yang Tidak Bermanfaat, Bahkan Dapat
Membahayakan
Tindakan
|
Diskripsi dan keterangan
|
Menghindari makanan berprotein seperti ikan atau telur.
|
Ibu menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 per
hari-nya
|
Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas (2-4 jam
pertama).
|
Selama 1 jam pertama, petugas perlu memriksa fusndus
setiap 15 menit dan melakukan massase jika kontraksi tidak kuat; selama 1 jam
kedua masa nifas petugas perlu memeriksa fundus setiap 30 menit dan melakukan
massase jika kontraksi tidak kuat. Penggunaan pembebat parut selama masa
kritis membuat sulit bagi petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi
uterus, untuk melakukan massase uterus jika diperlukan dan memperkirakan
banyak darah yang keluar.
|
Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus
berkontraksi.
|
Merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri
|
Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1
jam pertama setelah melahirkan.
|
Masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan dan bagi
bayi untuk memulai menyusu. Bayi baru lahir pada 2 jam pertama setelah
kelahiran merupakan masa paling siaga; setelah masa ini, ia biasanya tidur.
|
2.
Spesifik Protection
Usaha
pencegahan dan pengobatan infeksi pada masa nifas, meliputi :
a.
Menjaga kebersihan diri (personal hygine) pada alat genital
dari semua hal yang dapat menyebabkan timbulnya nbakteri.
b.
Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari
pertama dibatasi sedapat mungkin untuk mencegah terjadinya cross infeksi.
c.
Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan
dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang sehat.
d.
Melakukan scrinning test untuk mengetahui jenis kuman-kuman
yang menjadi penyebab infeksi nifas sebelum diputuskan untuk memberi antibiotik
yang tepat dan sebelum terapi dimulai.
e.
Diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika
dengan spectrum luas ( broad spectrum
antibiotics), seperti ampicilin, dan lain-lain. Setelah hasil pembiakan
serta tes-tes kepekaan diketahui, dapat dilakukan pengobatan yang paling
sesuai.
f.
Kombinasi penicillin G dan tetracylin dalam dosis tinggi IV
sangat efektif terhadap infeksi nifas, sedangkan Di Bagian Obstetri Dan
Ginekologi FKUI/RSCM diipakai sulbenicillin atau garamicin atau kombinasi
penicillin G dengan chloramphenicol dengan hasil cukup memuaskan.
g.
Selain pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan
untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan dengan cara
mengkonsumsi makanan seimbang yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh
untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
h.
Jika terjadi abses pada sellulitis pelvika dan
pelvioperitonitis, abses harus dibuka dengan menajaga supaya nanah tidak masuk
kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai
dilukai.
3.
Early Diagnosis Dan Promtratment
Usaha
pengobatan secara tepat dan adekuat yang ditujukan pada ibu yang menderita
infeksi nifas agar dapat dipulihkan kesehatannya antara lain :
a.
Mencegah penyebaran penyakit
b.
Mengobati dan menghentikan proses infeksi nifas.
c.
Menyembuhkan penderita infeksi nifas dan mencegah terjadinya
komplikasi pada masa nifas.
4.
Disability Limitation
Usaha
pembatasan kecacatan atau pada tahap inicacat yang terjadi terutama untuk
mencegah infeksi nifas menjadi berkelanjutan.
a.
Memberikan pengobatan yang tepat dengan cara pemberian anti
biotik yang tepat
b.
Melakukan pengontrolan secara teratur dan rutin untuk
mencegah komplikasi
5.
Rehabilitation
a.
Pada proses ini di usahakan agar infeksi pada ibu nifas
tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi
optimal, secara fisik, mental, dan social.
b.
Memberikan dukungan moril dan mental pada ibu dengan infeksi
nifas
F.
Definisi Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian
susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu.
Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Bukti
eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi.
Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga
dapat diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu,
cangkir, sendok, atau pipet. Pemerintah dan organisasi internasional sepakat
untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi
setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, American
Academy of Pediatrics, dan Departemen Kesehatan.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI
saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. ASI sangat baik untuk kesehatan
bayi, ASI juga mengandung antibiotik yang bisa melindungi bayi dari berbagai
penyakit selama antibodinya berkembang. Oleh sebab itu pemberian ASI disarankan
pada 6 bulan awal masa kelahiran (ASI eksklusif).
Promosi kesehatan adalah upaya
perubahan atau perbaikan perilaku dibidang kesehatan disertai dengan upaya
mempengaruhui lingkungan atau hal- hal lain yang sangat berpengaruh terhadap
perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
Ibu menyusui adalah ibu yang
memberikan susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara
ibu itu sendiri.
Promosi
kesehatan pada ibu menyusui adalah upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang
dapat berpengaruh terdapat perilaku dan kualitas kesehatan terhadap ibu
menyusui.
G.
Tujuan Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui
Tujuan jangka panjang dalam promosi
kesehatan pada ibu menyusui adalah mengoptimalkan status kesehatan dalam hal
menyusui, tujuan jangka menengah adalah menciptakan perilaku sehat menyusui
yang baik dan benar dan tujuan jangka pendek adalah sasaran atau ibu menyusui mengerti
dan memahami teknik menyusui yang benar, bersikap dan memiliki norma yang
positif mengenai menyusui.
H.
Promosi Kesehatan pada Ibu Menyusui
Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia
adalah suatu gerakan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia pada setiap
minggu pertama bulan Agustus. Tujuannya adalah agar setiap negara, secara terus
menerus bersama-sama melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk membantu ibu
agar berhasil menyusui. "Menyusui : Sepuluh Langkah Menuju Sayang
Bayi" adalah tema Pekan ASI Sedunia tahun 2010 dengan slogan “Sayang Bayi,
Beri ASI” adalah suatu komitmen nyata dari fasilitas kesehatan untuk mendukung
keberhasilan menyusui, melalui pemberian perlindungan dan memberikan informasi
serta dukungan kepada ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif.
Sepuluh langkah menuju keberhasilan
menyusui atau Ten Step to Successful Breeastfeeding (WHO/UNICEF 1989, isi
dikembangkan oleh DepKes RI dan BKPPASI) merupakan upaya promosi kesehatan pada
ibu menyusui yaitu:
1. Langkah I : Buatlah kebijakan
tertulis tentang pemberian ASI yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua
petugas pelayanan kesehatan.
Pada tahun 1989, UNICEF bersama WHO
memperkenalkan Sepuluh Langkah Keberhasilan Menyusui dengan mengeluarkan sebuah
Pernyataan Bersama mengenai “Perlindungan, Promosi, dan Dukungan Menyusui:
Peran Khusus Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ibu”. Tahun 1990 Deklarasi Innocenti
menghimbau dunia agar mendukung pelaksanaan Sepuluh Langkah disemua fasilitas
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu. Selain itu juga mempunyai
kebijakan yang melarang promosi susu formula sesuai dengan Juklak Dep.Kes.
tahun 1991 tentang Permenkes no.240 tahun 1985. Dimana semua kebijakan tersebut
harus dikomunikasikan secara rutin kepada semua staf dan dipasang pada tempat
yang mudah terlihat oleh semua orang yang datang ke Pelayanan Kesehatan
tersebut.
2. Langkah II : Memberikan pelatihan
bagi petugas kesehatan untuk dapat melaksanakan hal-hal yang disebutkan dalam
kebijakan tertulis mengenai pemberian ASI.
Keberhasilan komunikasi antara
petugas kesehatan dan pasien pada umumnya akan melahirkan kenyamanan dan
kepuasan bagi kedua belah pihak, khususnya timbulnya empati atau ikut merasakan
apa yang sedang dialami oleh pasien. Pada promosi kesehatan pada ibu
menyusui petugas kesehatan diberi pelatihan mengenai berkomunikasi yang baik
secara efektif dengan ibu-ibu (ibu menyusui) dan keluarganya sehingga dapat
membantu menumbuhkan kepercayaan diri khususnya pada ibu menyusui dan
meningkatkan kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang baik. Dalam melaksanakan
promosi pemberian ASI di Rumah Sakit pelatihan kepada petugas meliputi:
a. 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui dan kebijakan tertulis lainnya mengenai pemberian ASI.
b. Pelatihan paling sedikit 16 jam dan
pengalaman klinik paling sedikit 3 jam, kemudian diikuti dengan supervisi.
c. Pelatiahan atau penyegaran dilakukan
secara berkelanjutan terhada semua staf yang terkait terhada promosi pemberian
ASI
3. Langkah III : Menjelaskan manfaat
menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek
psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan
kehamilan.
a. Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum :
1)
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2)
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan
pada bayi.
3)
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi
bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
4)
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI :
1)
ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang
terdapat dalam ASI tersebut.
2)
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3)
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan
Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung Whey : Casein lebih banyak yaitu 65 : 35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey:Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada
ASI :
1)
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam
ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin
akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
2)
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah
asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang
diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam
ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping
itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk atau disintesa dari substansi
pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan
Omega 6 (asam linoleat).
b. Aspek Imunologik
1)
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas
kontaminasi.
2)
Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya
cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri
patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
3)
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
4)
Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.
coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
5)
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari
4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte
Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT)
antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)
antibodi jaringan payudara ibu.
6)
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung
nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
c. Aspek Psikologis
1)
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu
menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi
oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon
terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
2)
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan
psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
3)
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang
ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to
skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan
tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih
dalam rahim.
d. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu dan bayi dan kandungan
nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang
dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi
yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan,
4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia
8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
e. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara,
koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru
lahir dapat lebih sempurna.
f.
Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif,
ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4
bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli
susu formula dan peralatannya.
g. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif
dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat
kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi
(MAL).
4. Langkah IV : Melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah
bayi lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu langsung diletakkan pada perut ibu.
Secara naluri bayi akan mencapai dan dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30
menit. Dengan demikian, kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI
yang pertama keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita
ketahui kolostrum mengandung zat kekebalan yang lebih banyak dari Air Susu yang
keluar pada hari-hari berikut setelah kelahiran bayi. Kontak fisik pertama
antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan rasa kasih sayang ibu dan bayi.
Lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
5. Langkah V : Menunjukkan teknik
menyusui yang benar
Teknik menyusui yang benar adalah
cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar (Perinasia, 1994).
Persiapan memberikan ASI dilakukan
bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena
retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang
dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan
dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting
susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin
menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
a. Membersihkan puting susu dengan air
atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
b. Puting susu ditarik-tarik setiap
mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
c. Bila puting susu belum menonjol
dapat memakai pompa susu.
Posisi yang benar dalam pemberian
asi sangat menentukan bagi kenyamanan bayi dan ibu sendiri. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan berdiri, duduk, atau rebahan. Teknik
menyusui yang benar yaitu cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit
ASI dan oleskan disekitar putting, berdiri, duduk, atau berbaring dengan santai
(sesuai keinginan).
a. Melekat dengan benar :
1)
Dagu menempel pada payudara ibu
2)
Bibir bawah terbuka keluar
3)
Mulut terbuka lebar
4)
Bagian atas areola mamae lebih banyak berada dalam mulut
bayi
b. Posisi tubuh :
1)
Perut bayi menghadap badan ibu
2)
Telinga, bahu, tangan berada dalam satu garis lurus
3)
Bayi di dekatkan dengan ibu
4)
Ibu menyangga seluruh badan bayi
Menyusui dengan teknik yang tidak
benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal
sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda
yaitu bayi tampak tenang, bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan dan
puting susu tidak terasa nyeri.
a. Posisi menyusui:
1) The cradle
Posisi ini sangat baik untuk bayi
yang baru lahir. Bayi berada di perut ibu sampai kulitnya dan kulit ibu saling
bersentuhan. Tubuh bayi menghadap kearah ibu dan meletakkan kepala bayi pada
siku tangan ibu.
2) The cross cradle hold
Satu lengan mendukung tubuh bayi dan
yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi ibu akan
memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini bagus untuk
bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil.
3) The football hold
Bayi disamping ibu dengan kaki bayi
dibelakang ibu dan bayi terselip di bawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang
memegang bola kaki. Ini adalah posisi terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan
operasi caesar atau untuk ibu-ibu dengan payudara besar. Posisi ini membutuhkan
bantal untuk menopang bayi.
4) Saddle hold
Posisi ini merupakan cara yang
menyenangkan untuk menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik
jika bayi memiliki pilek atau sakit telinga. Bayi duduk tegak dengan kaki
mengangkangi ibu.
5) The lying position
Menyusui dengan berbaring akan
memberi ibu lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih
banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur saat bayi menyusu. Dukung punggung dan
kepala bayi dengan bantal dan pastikan bahwa perut bayi menyentuh ibu.
b. Berbagai masalah dalam menyusui
1) Payudara bengkak
Payudara bengkak biasanya terjadi 2
atau 3 hari pasca persalinan. Bengkak pada payudara ini di sebabkan oleh
penggumpalan air susu dalam kelenjar susu di payudara yang lama kelamaan dapat
menyebabkan tersumbatnya kelenjar susu sehingga pengeluaran volume ASI
berkurang. Desakan ASI yang tidak lancer menimbulkan rasa nyeri pada payudara
ibu.
Penggumpalan air susu biasa terjadi
karena bayi enggan menyusui pada ibu nya kemungkinan karna derasnya aliran air
susu yang keluar sehingga bayi tak nyaman saat menyusui. Produksi ASI yang
melimpah tanpa disusukan atau dipompa lambat laun akan menyebabkan penggumpalan
yang pada akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada
panyudara, atasilah dengan memijat daerah payudara yang sakit sehari 2 kali
kearah puting susu. Gunakan baby oil atau minyak kelapa murni untuk melemaskan
dan membuat daerah sekitar payudara tidak kaku.
2) Payudara meradang
Gangguan ini biasa disebut sebagai
mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu tidak menyusui atau puting
payudara lecet karena mernyusui. Kondisi ini biasa terjadi pada satu atau kedua
payudara sekaligus. Umumnya radang terjadi 2-6 minggu pasca persalinan akibat
adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang terlalu ketat. Untuk mencegah
mastitis, ibu harus menyusui bayi segera dan sesering mungkin, bila payudara
terasa penuh segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi.
Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotik yang baik dan aman
untuk ibu menyusui.
3) Puting datar atau tenggelam
Kalainan ini terjadi karena
pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan menarik puting susu kedalam.
Upaya agar puting tidak datar atau tenggelam lagi ialah tarik puting susu keluar
dengan jari tangan, tahan selama beberapa waktu, lakukan selama 2 hari sekali.
4) Puting lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya
posisi mulut bayi saat menyusui. Umumnya terjadi pada hari pertama menyusui.
Bila tidak terlalu nyeri, ibu dianjurkan untuk teruskan menyusui bayinya agar
nyeri berkurang dan oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau
kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5) Gangguan volume ASI
Menyusui melibatkan proses
menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biarkan pemberian ASI lancar, kedua proses
itu harus berjalan dengan seimbang. Jika tidak terjadi keseimbangan maka proses
menyusuipun tidak akan berjalan lancar.
6)
Bingung puting
Bingung puting merupakan masalah
menyusui yang timbul karena bayi yang masih terlalu kecil mengalami kebingungan
antara meghisap puting dengan botol susu. Solusinya ibu harus memulai
membiasakan bayi diberi ASI perah dengan sendok, bukan botol susu. Berikan
dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak binggung puting.
6.
Langkah VI : Tidak memberikan makanan dan atau minuman
selain ASI
ASI tak dapat digantikan oleh
makanan ataupun minuman manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang paling
tepat, lengkap dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. ASI
dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang
pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal.
7. Langkah VII : Melaksanakan rawat
gabung
Rawat gabung merupakan satu cara
perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan
ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan. Manfaat dilakukannyan rawat gabung
yaitu:
a. Dengan rawat gabung antara ibu dan
bayi akan terjalin proses lekat (bonding) yang dapat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya
b. Ibu mudah menyusui kapan saja
c. Bayi dapat disusui dengan frekuensi
yang lebih sering dan menimbulkan refleks prolaktin yang mampu memacu proses
produksi ASI dan refleks oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan
mempercepat involusi rahim
d. Petugas kesehatan lebih mudah untuk
mengetahui perkembangan kondisi kesehatan ibu dan bayi.
8. Langkah VIII : Membantu ibu menyusui
sesering mungkin dan semau bayi
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak
dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi
membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan atau kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan
berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan
produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan
mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih
sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan
memicu produksi ASI.
9.
Langkah IX : Tidak memberikan dot atau kempeng
Oleh karena pemberian susu formula
kadang tidak disertai dengan botol atau dot yang cukup terjamin kebersihannya
sehingga bayi menjadi diare. Dan pengenceran atau perbandingan bubuk susu dan
air kadang tidak sesuai dengan ketentuan pada label yang berakibat bayi kurang
gizi.
10. Langkah X : Membina kelompok
pendukung ASI
Dukungan lainnya dari pihak-pihak
yang terkait dengan ibu menyusui menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI
diantaranya:
a. Suami
Bentuk dukungan yang dapat diberikan
antara lain menemani istri ketika sedang menyusui, ikut merawat bayi,
memberikan kata-kata pujian/pemberi semangat sehingga istri terus merasa
percaya diri, melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan
menyusui, serta bangga dengan istri yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada
sang buah hati.
b. Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar
pemberian ASI dan kegiatan menyusui, memberikan pujian, semangat dan dorongan
agar ibu bisa percaya diri untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
c. Tenaga kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula,
memberi informasi yang tepat tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui,
memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi mereka, dan menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih,
dan memahami ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
d. Lingkungan kerja atau kantor
Menerapkan kebijakan kantor yang
ramah terhadap pegawai perempuan yang menyusui, menyediakan ruang menyusui,
memberikan waktu untuk memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan
selama waktu kerja.
e. Sesama ibu menyusui
Saling berbagi pengalaman, bertukar
informasi, memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan
pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan
pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
f. Pemerintah
Senantiasa mensosialisasikan
keunggulan ASI kepada masyarakat, memperbaiki dan melengkapi perangkat yang
mendukung kegiatan menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala
bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian
ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia.
I.
Promosi Kesehatan pada Ibu Menyesui yang Bekerja
Prinsip umum bagi promosi kesehatan
yang efektif di tempat kerja antara lain:
1.
Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias
program intervensi dan turut terlibat dalam program tersebut.
2.
Pihak pekerja atau karyawan pada semua tingkat
pengorganisasian harus terlibat dalam perencanaan dan implementasi intervensi.
3.
Fokus intervensi harus berdasarkan pada esame risiko yang dapat
didefinisikanserta dimodifikasi, dan merupakan prioritas bagi pekerja atau
karyawan.
4.
Intervensi harus disusun sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan pekerja atau karyawan.
5.
Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam
mengorganisasikan dan mengimplementasikan intervensi.
6.
Evaluasi harus dilakukan juga.
7.
Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis
populasi maupun intervensi promosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi
pada perorangan dan kelompok.
8.
Intervensi harus bersifat sustained (kontinu) serta
didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan dan atau model yang berorientasi
pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode.
Upaya promosi kesehatan yang dapat
dilakukan untuk ibu menyusui yang bekerja antara lain:
1.
Memberikan konseling tentang persiapan ketika sudah kembali
bekerja seperti:
a. Memberitahu ibu untuk mersiapkan
segala kebutuhan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi
sebelum berangkat ke kantor.
c. Mengusahakan agar perpisahan dan
pertemuan kembali ibu dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.
2.
Memberikan konseling kepada ibu ketika ibu berada di kantor
seperti:
a. Memberitahu ibu untuk memerah atau
pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
b. Memberitahu memerah atau pompa ASI
secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara ibu terasa penuh.
c. Menggunakan cara yang benar untuk
menyimpan dan mengangkut ASIP.
d. Memastikan bahwa pengasuh bayi
mengerti tata cara pemberian ASIP yang benar.
e. Memberitahu kepada pengasuh bayi
untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
f. Memberitahu ibu untuk menyusui bayi
ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, diakhir esam dan setiap saat ibu sedang
bersama bayi.
g. menganjurkan ibu agar meminta
dukungan esame
rekan kantor dalam upaya ibu untuk terus memberikan ASI.
h. menganjurkan ibu untuk mencari esame ibu bekerja yang juga menyusui
untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.
i.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Nifas adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lamanya 6-8
minggu. Sedangkan Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak
kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu.
2.
Pencegahan infeksi masa nifas merupakan salah satu upaya
promosi kesehatan pada masa nifas
3.
Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah salah satu upaya
promosi kesehatan pada ibu menyusui.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah
dikemukakan, maka dapat diberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak
yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan ibu nifas dan
menyusui serta menambah informasi dan wawaasan.
1.
Bagi instansi pendidikan
Disarankan agar mengembangkan
pengetahuan tentang promosi kesehatan tentang masa nifas dan menyusui guna
menunjang peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, sehingga dapat menjadi
literature untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya
ibu nifas dan menyusui.
2.
Bagi profesi kebidanan
Disarankan agar mengembangkan
pengetahuan kesehatan terkait promosi kesehatan ibu nifas dan menyusui,
terhadap klien. Guna memonitoring kesehatan ibu nifas dan menyusui.
3.
Bagi pembaca
Disarankan agar memahami dan
memperluas wawasan mengenai promosi kesehatan ibu nifas dan menyusui
DAFTAR PUSTAKA
Maulana,
Heri. 2009. Promosi Kesehatan.
Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Soetjiningsih. 1997. ASI : Petunjuk untuk
Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC
http://books.google.co.id/books?id=JFIhmEZ124IC&dq=penny+simkin+-+Panduan+Lengkap+Kehamilan,+Melahirkan,+Dan+Bayi&sitesec=reviews di unduh pada
tanggal 17 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar