Berbagi ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, bisa kasih komentar atau masukan disini :)

Selasa, 07 Mei 2013

Makalah dan Contoh Askeb BBL dengan Anencephalus



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkan keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
            Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti susu, sereal dan lain-lain.

            Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Anencephalus ?
2.      Apakah Penyebab Anencephalus ?
3.      Bagaimana tanda dan gejala Anencephalus ?
4.      Bagaimana cara pencegahan bayi Anencephalus ?
5.      Bagaimana penatalaksanaan bayi dengan Anencephalus ?

C.      Tujuan
1.         Untuk Mengetahui peengertian Anencephalus
2.         Untuk mengetahui penyebab Anencephalus
3.         Untuk mengetahui tanda dan gejala Anencephalus
4.         Untuk mengetahui cara pencegahan Anencephalus
5.         Untuk mengetahui penatalaksanaan Anencephalus


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Anencephalus
Beberapa pengertian anencephalus menurut beberapa sumber :
1.         Annencephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Ancephalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
2.         Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan juga kadar asam folat yang rendah dalam darah.
3.         Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan tulang pelindung otak terganggu. Anencephaly biasanya terjadi  23 dan 26 hari usia kehamilan.
4.         Anencephalus adalah kerusakan jaringan saraf pada janin sehingga pembentukan tulang pelindung otak terganggu.
5.         Anencephaly adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak bayi tidak terbentuk. Sisa jaringan otak - biasanya bagian dari batang otak - terlindung oleh selaput yang tipis saja. 
    
B.       Etiologi
            Kebanyakan bayi yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki orang tua yang jelas-jelas tidak memiliki gangguan kesehatan maupun factor resiko. Sebanyak 60% kasus kelainan bawaan penyebabnya tidak diketahui, sisanya disebabkan oleh factor lingkungan atau genetic atau kombinasi dari keduanya. Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat : hilangnya bagian tubuh tertentu, kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu, serta kelainan bawaan pada kimia tubuh. Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim. Penyebab lain dari kelainan bawaan adalah pemakaian alcohol oleh ibu hamil. Pemakaian alcohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alcohol pada janin dan obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebabkan kelainan bawaan. Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki factor Rh yang berbeda juga dapat meningkatkan kejadian kelainan bawaan pada bayi baru lahir.
            Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Penelitian menunjukkan kemungkinan anensefalus berhubungan dengan racun di lingkungan, juga kadar asam folat yang rendah dalam darah. Anensefalus ditemukan pada 3,6-4,6 dari 10.000 bayi baru lahir. Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
            Beberapa factor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
1.         Faktor teratogenik
            Teratogen adalah setiap factor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan teratogen. Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah kelainan bawaan sindroma rubella congenital, infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil, infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, serta sindroma varicella congenital
2.         Faktor gizi
            Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat bisa meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari.
3.         Faktor fisik pada rahim
            Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal, yang bisa menyebabkan atau menunjukkan kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa memperngaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat misalnya anensefalus atau atresia esophagus.
4.         Faktor genetic dan kromosom
            Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika satu gen hilang atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan. Kelainan pada jumlah ataupun susunan kromosom juga bisa menyebabkan kelainan bawaan. Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan sel telur atau sperma bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu banyak atau sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah mengalami kerusakan.  Semakin tua seorang wanita ketika hamil terutama diatas 35 tahun maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya. Kelainan bawaan yang lainnya disebabkan oleh mutasi genetic (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan tidak dapat dijelaskan).

C.      Patofisiologi
            Anencephaly tergolong rumpun cacat bumbung saraf atau neural tube defect (NTD). Cacat bumbung saraf ini merupakan cacat bawaan pada pembentukan yang terjadi antara 20 sampai 28 hari setelah pembuahaan sel telur (Sadler 1998). Sel-sel plat saraf (neural plate) membentuk sistim saraf pada janin. Pada pertumbuhan yang normal, sel-sel tersebut saling melipat satu sama lainnya untuk membentuk yang dinamakan bumbung atau tabung saraf (neural tube), yang selanjutnya membentuk menjadi tulang punggung dan urat sarafnya. Setelah beberapa transformasi (perubahan bentuk), kutup utama (superior pole) akhirnya terbentuk menjadi otak. Pada kasus NTD, bumbung saraf ini gagal menutup secara sempurna.
            Anencephaly terjadi bila ujung tabung saraf ini gagal menutup. Janin dengan penyakit ini terlahir tanpa kulit kepala atau cerebellum. Juga tanpa meninges, kedua belah hemisphere otak dan tempurung kepala (vault of cranium), akan tetapi bagian dari batang otak biasanya tetap ada. Sisa jaringan otak terlindung oleh selaput yang tipis saja. Kemungkinan bayinya buta dan tidak ada pergerakan reflek atau hanya beberapa saja yang berfungsi.  Kira-kira ¼ bayi anencephaly meninggal pada saat dia dilahirkan, sedangkan yang selamat pada saat dilahirkan dapat bertahan hidup selama beberapa jam atau beberapa hari (Jaquier 2006).

D.      Faktor Resiko
1.         Faktor ibu usia resiko tinggi
2.         Riwayat anencephalus pada kehamilan sebelumnya
3.         Hamil dengan kadar asam folat rendah
4.         Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol
5.         Kekurangan gizi (malnutrisi)
6.         Mengonsumsi alkohol selama masa kehamilan.

E.       Tanda dan Gejala
1.         Ibu
Polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
2.         Bayi
a.         Tidak memiliki tulang tengkorak
b.        tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
c.         kelainan pada gambaran wajah
d.        kelainan jantung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTma1xMJn7jTLQ-YcECnewSPKkkH122IgzBQ2Ji-VkjQ_2NNI5hQMWtku5KvilkSw0997jw3JqM9irOvFzmCzPXrDBJD8HhJGawOaUxONOVHz69lpvFW67C86Mms8djYsAd9o4EAznmmvg/s320/anencephaly1.gif
F.       Pemeriksaan Penunjang
1.         Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
2.         Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
3.         Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
4.         Kadar estriol pada air kemih ibu
5.         USG
 
6.         Pemeriksaan anak dengan Ancephalus terkait – x akibat stenosis akueduktus. Riwayat prematuritas masa lalu dengan perdarahan intrakranial, meningitis/ensefalitis adalah penting untuk pemastian. Bintik cafe-au-lait multipel dan tanda klinis neutrofil bromatosis lain mengarah pada stenosis akueduktus sebagai penyebab Ancephalus. Pemeriksaan meliputi infeksi yang cermat, palpasi dan auskulatasi kepala dan spina. Terapi, terapi untuk Ancephalus tergantung pada penyebabnya.
G.      Diagnosa
            Pada palpasi tidak dapat ditentukan dimana letaknya kepala, kedua ujung badan lunak, tekanan pada tengkorak waktu toucher menyebabkan gerakan yang tak beraturan dan bunyi jantung menjadi lambat.
1.         Diagnosis antenatal
Diagnosa antenatal umumnya bila ibu hamil dengan faktor resiko kelainan kongenital.
2.         Diagnosa postnatal
Diagnosis postnatal bila kelainan kongenital sudah positif ditemukan.
           
            Seorang spesialis dengan alat USG yang resolusinya tinggi, dapat mendeteksi anencephaly pada umur kehamilan 10 minggu. Dalam keadaan kurang menguntungkan, anencephaly baru dapat diketahui atau diduga pada umur kehamilan 16 minggu. Tingkat AFP dapat diukur melalui maternal serum screening (tes darah ibu). Kalau tingkat AFPnya tinggi, maka ada kemungkinan janin menderita kelainan NTD. Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan (USG atau amniocentesis) untuk memastikan adanya masalah.
            Scan mesti dilakukan diantara kehamilan 15 sampai 20 minggu, paling tepat pada minggu ke-16.  Anencephaly adalah kelainan yang dapat dilihat dengan alat USG dengan sangat mudah. Jika seorang dokter yang ahli melakukan scan pada umur kehamilan 16 minggu dan ternyata hasil diagnosenya anencephaly, maka kemungkinan salah diagnose sangat kecil.
            Sementara tes darah ibu yang hasil tingkat AFPnya tinggi hanya menunjukkan bahwa ada risiko lebih tinggi bahwa bayinya memiliki Trisomy 21 atau 18, atau NTD. Kebanyakan hasil tes darah ibu yang tingkat AFPnya tinggi, ternyata tetap melahirkan bayi yang sehat. Ini menunjukkan bahwa tes darah saja tidak cukup bukti, sebaiknya melakukan tes-tes lebih lanjut untuk memastikan apakah bayi Anda menderita salah satu kelainan tersebut diatas.
            Kehamilan dengan bayi anencephaly tidak ada pengaruh apa-apa. Akan tetapi, pada sekitar 25% wanita yang mengandung anak anencephaly, mengalami polyhydramnios atau kelebihan air ketuban. Hal ini terjadi, karena reflek untuk menelan pada si bayi, kadang-kadang tidak berfungsi, sehingga dia tidak dapat menelan air ketuban seperti halnya dilakukan bayi biasa. Kalau volume air ketuban sangat kelebihan, akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu. Ada kemungkinan bayinya lahir premature atau air ketuban pecah. Untuk mengurangi kelebihan air ketuban, seorang dokter dapat melakukan amniocentesis. Air ketuban di sedot dengan syringe, sehingga sang ibu merasa lebih lega.
            Tubuh sang bayi sama sekali tidak terpengaruh. Akan tetapi tempurung kepalanya (vault of cranium) tidak ada mulai dari alis mata ke atas. Separuh dari bagian belakang kepala biasanya tertutup kulit dan rambut. Jaringan saraf berwarna merah tua hanya tertutup oleh selaput yang tipis muncul pada bagian atas kepala yang dalam keadaan terbuka. Besarnya „lobang“ ini berbeda-beda dari satu bayi ke bayi lainnya. Ada kemungkinan bola mata bayi agak menonjol keluar, diakibatkan oleh karena kelainan bentuk tengkorak bagian mata, sehingga ucap kali bayi anencephaly dapat julukan mirip kodok”.

H.      Bayi Anencephal
            Dokter akan mengatakan bahwa anencephaly tidak dapat melihat, mendengar, merasakan rasa sakit, bahwa ia sekedar hidup saja. Akan tetapi, pernyataan ini sering tidak sesuai dengan pengalaman keluarga yang pernah mengurus bayi anencephaly. Bagian otak yang terpengaruh kecacatannya itu berbeda-beda dari satu bayi ke bayi yang lainnya. Jaringan otak dapat berkembang pada tahap berbeda-beda. Ada bayi yang bisa menelan, minum, menangis, mendengar, merasakan vibrasi (suara yang keras) dan ada reaksinya kalau disentuh dan bahkan berreaksi pada sinar. Tetapi yang paling penting, mereka memberi tanggapan terhadap kasih sayang. Seseorang tidak memerlukan sebuah otak yang lengkap untuk dapat merasakan kasih sayang – yang diperlukan hanya sebuah hati.
            Pada kehamilan yang pada umumnya, kelenjar di bawah otak (pituitary gland) dan suprarenals atau kelenjar ginjal sang bayi yang membantu merangsang proses persalinan. Pada bayi anencephaly kelenjar di bawah otak dan kelenjar ginjal ini tidak ada, atau terhambat pertumbuhannya, sehingga gejala-gejala akan melahirkan sering tidak muncul dengan sendirinya. Hal ini bisa mengakibatkan ibunya meminta perangsang persalinan pada masa kehamilannya sudah genap. Berhubung bayi tidak memiliki tempurung kepala, pada saat melahirkan penting agar air ketuban tidak pecah selama memungkinkan, sehingga leher rahim bisa membuka dengan tekanan air ketuban. Kalau air ketuban tidak pecah, proses melahirkan seorang bayi anencephaly hampir sama dan sama lamanya dengan halnya kelahiran bayi normal. Hasil pengalaman menunjukkan, bahwa kalau air ketuban sengaja dipecahkan, maka kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan hidup menurun drastis (Jaquier 2006).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTRzPFStmoGYa58rzd9GDcXehKQMBjSdEsZHyKvFzRLQyYUzO28yZb4fnW6ArHdZWcFLmI7K48KiUqBSql4JFAOmUB7NhZjIdsr72gcxKsPQ2W8HnbP9W8nlrkc8pIxtUxwU8vwbTWt-qt/s320/KL1630.jpg 

I.         Pencegahan
1.         Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat
2.         Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3.         Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin dan usahakan untuk melakukan USG minimal tiap trimester.
4.         Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran.
5.         Penuhi kebutuhan akan asam folat.
6.         Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.
7.         Jangan minum sembarang obat baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk terhadap janin.
8.         Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya hindari daging yang dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan daging itu masih membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
9.         Kalau ada infeksi obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih direncanakan bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi pengobatan bisa langsung dilakukan.

J.        Penatalaksanaan pada kehamilan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah cacat bawaan. Inilah beberapa di  antaranya:
1.         Wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kelainan cacat bawaan hendaknya lebih waspada karena bisa diturunkan secara genetik. “Lakukan konseling genetik sebelum hamil”.
2.         Usahakan untuk tidak hamil jika usia ibu sudah mencapai 40 tahun.
3.         Lakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care yang rutin, dan usahakan untuk melakukan USG minimal tiap trimester.
4.          Jalani pola hidup sehat. Hentikan kebiasaan merokok dan hindari asap rokok, selain juga alkohol dan narkoba karena dapat menghambat pertumbuhan janin serta memperbesar peluang terjadinya kelainan kongenital dan keguguran. Kelainan kongenital adalah penyebab keguguran yang paling besar, misalnya jika paru-paru janin tidak dapat berkembang sempurna.
5.          Penuhi kebutuhan akan asam folat. Dalam pemeriksaan, dokter akan memberi suplemen asam folat ini.
6.          Hindari asupan vitamin A berdosis tinggi. Vitamin A termasuk jenis vitamin yang tak larut dalam air, tapi larut dalam lemak. Jadi, bila kelebihan akan tertimbun dalam tubuh. Dampaknya antara lain janin mengalami urogenital abnomali (terdapat gangguan sistem kencing dalam kelamin), mikrosefali (ukuran kepala kecil), terdapat gangguan kelenjar adrenal.
7.         Jangan minum sembarang obat, baik yang belum ataupun sudah diketahui memberi efek buruk terhadap janin.
8.          Pilih makanan dan masakan yang sehat. Salah satunya, hindari daging yang dimasak setengah matang (steak atau sate). Dikhawatirkan, daging itu masih membawa kuman penyakit yang membahayakan janin dan ibunya.
9.          Kalau ada infeksi, obatilah segera : terutama infeksi TORCH (TOksoplasma, Rubela, Citomegalo, dan Herpes). Paling baik, lakukan tes TORCH pada saat kehamilan masih direncanakan, bukan setelah terjadinya pembuahan. Jika ibu diketahui sedang terinfeksi, pengobatan bisa langsung dilakukan.
10.      Dianjurkan setiap wanita usia subur yang telah menikah untuk mengkonsumsi multivitamin yang mengandung 400 mcg asam folat setiap harinya. Sedang wanita yang pernah melahirkan anak dengan cacat tabung saraf sebelumnya, dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat yang lebih tinggi yaitu 4 mg saat sebelum hamil dan selama kehamilannya.
11.     Tidak mengkonsumsi alkohol samasekali selama kehamilannya. Alkohol dapat menimbulkan fetal alcohol syndrome (FAS), yaitu suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan perkembangan, paras wajah yang tidak normal dan gangguan dari sistem saraf pusat.
12.     Saat kehamilan, dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium yang disebut dengan Alpha Feto-Protein (AFP) untuk melihat adanya kelainan janin, seperti spina bifida dan anensefalus. Selain itu, tindakan lebih lanjut dapat digunakan dengan mengambil sampel villi korealis dari janin dan cairan ketuban (amniosentesis), bagi wanita hamil yang telah berusia di atas 35 tahun, atau pada wanita yang berisiko tinggi melahirkan bayi cacat.
13.     Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan asuhan antenatal secara teratur. Konsultasikan dengan dokter mengenai penyakit yang Anda derita seperti diabetes, epilepsi (ayan) dan lainnya, juga obat-obat yang pernah Anda konsumsi selama kehamilan.

K.      Pengaruh Anencephalus pada Persalinan
1.         Sering menimbulkan kehamilan serotinus.
2.         Biasanya disertai hidramnion.
3.         Anak sering lahir dengan letak muka.
4.         Badan anak kadang-kadang besar dan menimbulkan kesukaran waktu baru lahir.


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “R” UMUR 23 TAHUN G1 P0 A0 AH0 UK 39+5 MINGGU
DALAM PERSALINAN KALA I FASE AKTIF
DI BPM RINI, Amd. Keb GENTING, TIRTOMULYO, KRETEK, BANTUL

No Register                            : 052765
Masuk BPM Tanggal/Jam   : 30-03-2013/ Jam 07.00 WIB
Dirawat di Ruang                 : Persalinan

I.      PENGKAJIAN DATA                               Tanggal 03-06-2011, Jam 07.00 WIB
A.  Identitas
IBU                                                                       SUAMI
Nama                 : Ny. R                                                            Tn. A
Umur                 : 23 tahun                                            26 tahun
Agama               : Islam                                                 Islam
Suku /Bangsa     : Jawa/Indonesia                                 Jawa/Indonesia
Pendidikan        : SMA                                                 SMA
Pekerjaan           : IRT                                                    Pegawai swasta
Alamat               : jln.Cemara indah RT 12/RW 06 Purworejo
No Telpon          : 085738045860                                  081236778890

B.  Data Subyektif
1.    Alasan kunjungan
Ibu mengatakan mulas-mulas sejak jam 02.00 WIB tanggal 03-10-2011

2.    Keluhan utama
-       Ibu mengeluh mulas-mulas dan nyeri di bagian pinggul bawah
-       Ibu mengatakan ingin meneran dan ingin BAB
           

3.    Riwayat menstruasi
Menarche                  : 13 tahun                    Siklus              : 28 hari
Lama                         : 5-7 hari                      Teratur             : Teratur
Sifat darah                : cair                            Keluhan           : Tidak ada

4.    Riwayat Perkawinan
Status pernikahan     : syah               Menikah ke                         : 1
Lama                         : 1tahun           Usia menikah pertama kali : 22 tahun

No
Hamil
Ke
Persalinan
Anak
Nifas
Tahun
Tempat
Umur kehamilan
Jenis
penolong
JK
BB
B
Keadaan

1
Hamil ini










5.    Riwayat obstetrik : GI P0 A0 Ah0

No
Jenis kontrasepsi
Pasang
Lepas
Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tgl
Oleh
Tempat
Alasan
1
Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
-
-
-
-
-
-
-
-










6.      Riwayat kontrasepsi yang digunakan


7      Riwayat Kehamilan sekarang
a.    HPHT       : 25 Juni  2012
HPL         : 1 April 2013
b.    ANC pertama kali umur kehamilan                     :   5      minggu
c.    Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi          : 1x,                Tempat :  BPM            Oleh : Bidan
Keluhan            : Mual, Nyeri didaerah punggung
 Terapi              : Asam folat , kalsium
Trimester II
Frekuensi          : 2x,                Tempat :  BPM            Oleh : Bidan
Keluhan            : Odem pada kaki, Nyeri didaerah punggung
 Terapi               : kalsium, Fe, Vit.C
Trimester III
Frekuensi          : 2x,                Tempat :  BPM            Oleh : Bidan
Keluhan            : Sering kencing, susah tidur
Terapi                : Fe, Vit.C

d.   Imunisasi TT :  3 kali
TT 1 :  April 2012
TT 2  : 30 Juli 2012
TT3  : 30 Agustus 2012
TT4 : 3 Maret 2013
TT5 :  Belum dilakukan

e.    Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan ada gerakan janin lebih dari 20 kali dalam 24 jam

8.    Riwayat kesehatan
a.    Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
     Ibu mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular seperti (PMS,TBC,Hepatitis,HIV/AIDS), penyakit menurun seperti (DM,ASMA,Hipertensi), Penyakit menahun seperti ( Jantung).
b.    Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
     Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang / tidak pernah menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun ( DM, ASMA, Hipertensi), penyakit menahun seperti (Jantung).
c.    Riwayat keturunan kembar
     Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
d.   Riwayat Operasi
     Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e.    Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.

9.    Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.    Pola Nutrisi
Makan sebelum hamil                                   Makan selama hamil
Frekuensi            : +  3x /hari                        Frekuensi     : +  5x /hari
Porsi                   : 1 piring penuh                  Porsi             : 1/2 piring
Jenis                   : nasi, sayur, lauk               Jenis          : nasi,sayur,lauk
Keluhan              : tidak ada                          Keluhan        : tidak ada
Pantangan          : tidak ada                          Pantangan     : tidak ada
                                                       
b.    Minum sebelum hamil                                 Minum selama hamil
      Frekuensi      : +   7x/hari                        Frekuensi     :+   9x/hari
      Porsi             : 1 gelas                              Porsi             : 1 gelas
      Jenis             : Air putih, teh                   Jenis          : Air putih, susu
      Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada
      Pantangan    : tidak ada.                         Pantangan    : tidak ada

c.    Pola eliminasi
BAB sebelum hamil                                     BAB selama hamil  
Frekuensi            :  1-2x/hari                         Frekuensi     : 1x/hari                       Konsistensi      :  lembek      Konsistensi   : lembek
Warna           : kecoklatan                       Warna          : kecoklatan
Keluhan        : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada

BAK sebelum hamil                               BAK selama hamil
Frekuensi            : + 5x/hari                          Frekuensi     : + 8x/hari
Konsistensi         : cair                                   Konsistensi  : cair
Warna                 : kuning jernih                    Warna          : kuning jernih
Keluhan              : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada

d.   Pola istirahat
Tidur siang sebelum hamil                            Tidur siang selama hamil    
Lama                  : tidak ada                          Lama            : 1-2jam/hari
Keluhan              : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada

Tidur malam sebelum hamil                          Tidur malam selama hamil
Lama                  : + 7 jam/hari                      Lama            : +5-6jam/hari
Keluhan              : tidak ada                          Keluhan       : tidak ada

e.    Personal hygine
Mandi           : 2x/hari                              Ganti pakaian : 2x/hari
Gosok gigi          : 2x/hari                              Keramas          : 3x/minggu

f.     Pola seksualitas
Frekuensi            : 1x/minggu                        Keluhan       : tidak ada

g.    Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti: mencuci, menyapu dan memasak.

10.     Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
     Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol).

11.     Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
-       Ibu mengatakan suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
-       Ibu mengatakan ingin merawat kandungannya dengan baik.
-       Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
-       Ibu mengatakan pernah mengikuti kegiatan social dikampungnya.
-       Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.

12.Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui gizi ibu hamil
-       Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perubahan fisiologis ibu hami trimester 1.

13.Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-       Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah pabrik dan jauh dari kandang hewan)
-       Ibu menagatakan mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing dan burung.
C.  Data Obyektif
1.  Pemeriksaan Umum
Keadaan umum                  : Lemah
Kesadaran                           : Composmetis
Status emosional                 : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah        : 110/70                       Nadi                : 82x/menit
Pernafasan              : 20x/menit                  Suhu                : 36,5 oC
Berat badan            : 59 kg                         Tinggi badan   : 156 cm
Berat badan sebelum hamil           : 50 kg

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala                : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
                   Rambut             : panjang, lurus, hitam, tidak ada massa
Muka                  : oval, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada bekas  luka, tidak  oedem
Mata                   : simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjung tiva merah muda, sclera tidak ikterik dan penglihatan baik.
Telinga               :simetris, bersih, terdapat gendang dan lubang telinga, pendengaran baik.
Hidung               :simetris, tidak ada polip, tidak secret, tidak ada pernafasan cuping hidung.              
Mulut                 : simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah, lidah bersih.
Leher                  : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis.
Dada                 : Simetris, tidak ada bunyi wezzing, tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara            : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola mamae, dan tidak ada nyeri tekan, colustrom keluar
Abdomen           : tidak ada bekas luka operasi, ada strie albican dan linea nigra

Palpasi Loepold
Leopold I           : TFU = 2 jari dibawah px, bagian fundus teraba lunak, bulat dan tidak melenting (bokong)
Leopold II          : Bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang, ada tahanan (punggung),
                             bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
Leopold III       : Bagian terendah janin teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut (kepala)
Leopold IV        : Bagian terendah janin sudah masuk panggul bagian (divergen)
Palpasi supra pubic            : 3/5 bagian
Osborn test                       : tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal : 34 cm,                 
TBJ                        : (34-11) x 155 = 3565 gram
Auskultasi Djj       : 134 x/ Menit, teratur, tempat punctum maksimum kanan bawah umbilical ibu
His                         : 4x/10’menit /40 detik”

Estremitas Atas     :Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari lengkap,gerakan aktif, tidak sianosis
Ekstermitas Bawah : Simetris,tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki kanan dan kiri positif
Genetalia Luar      : Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises, tidak ada odema
Genitalia Dalam    : Bersih ,tidak ada pembesaran kelenjar bartoloni
Anus                      : Tidak ada hemoroid
Pemeriksan Panggul ( Bila perlu): tidak diakukan
Pemeriksaan Dalam: ke I  Tanggal: 30- 03-2013, pkl: 07.00 Wib
Indikasi :Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah dan pengen meneran
Tujuan : untuk mengetahui apakah ibu sudah memasuki proses persalinan
Hasil    :Vagina uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh, presentasi belakang kepala, kepala teraba lunak, bergelombang, dan serasa berdenyut, STLD +, AK -

3.  Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada

4.  Data Hasil Pemeriksaan
-       Hb                   : 11,5 gr%
-       Protein Urine  : Negatif
-       Glukosa Urine : Negatif


II.  INTERPRETASI DATA
A.  Diangnosa kebidanan
Seorang ibu Ny “R” umur 23 tahun G1 P0 A0 Ah0 umur kehamilan 39+5 minggu janin tunggal, hidup intra uterin, preskep dalam persalinan kala I fase aktif dengan anencephalus
Data dasar        
Data subyektif : 
-       Ibu mengatakan umur 23 tahun
-       Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dan belum pernah keguguran
-       Ibu mengatakan hari terahir haid tanggal  25-juni-2012

Data Obyektif :
KU      : baik,                        Kesadaran : Composmetis
TTV    : TD: 110/70                   R         : 23/menit
N         :82/menit                        S          : 36,5oC
Djj       : 134/menit
Palpasi Leopold :
Leopold I     : bokong
Leopold II    : puka
                    Leopold III   : preskep, teraba lunak, bergelombang, dan berdenyut (kepala)
Leopold IV   : divergen
Data Hasil Pemeriksaan
-       Hb                            : 11,5 gr%
-       Protein Urine            : Negatif
-       Glukosa Urine           : Negatif

B.Masalah
Ibu merasa cemas menghadapi persalianan
          Data Dasar :
DS: Ibu mengatakan merasa kwatir dengan keadaanya dan janinya
DO: Ibu terliat cemas dan gelisah


III.   IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
            Hidramnion, Fetal Distress


IV.    TINDAKAN SEGERA
a.       Mandiri
-        Berikan ibu dukungan dalam menghadapi persalinan
-        Berikan oksigen kanul nasal 3 mL/menit
-        Memasang infus

b.      Kolaborasi
-       Berkolaborasi dengan dokter SPOG
c.       Merujuk
-       Merujuk kefasilitas pelayanaan kesehatan yang memadai dan mempunyai perawatan neonatus


V.      PERENCANAAN                                     Tanggal, 30-03-2013, Jam 07.30 WIB
1.         Beritahu pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2.         Beritahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choice bahwa ibu akan di rujuk
3.         Observasi keadaan ibu setiap 15 menit
4.         Pasang oksigen dan infus
5.         Ajarkan ibu teknik relaksasi dan miring ke kiri
6.         Berikan ibu makan dan minum
7.         Berikan ibu dukungan
8.         Dampingi ibu saat merujuk
9.         Dokumentasikan tindakan yang dilakukan



VI.   PELAKSANAAN                                     Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.00 WIB
1.         Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil pemerikasaan yaitu TD = 110/70 mmHg, S = 36,50C, N = 82x/menit, R = 23 x/menit,  pembukaan 7cm, DJJ = 134 x/menit, presentasi kepala tetapi terdapat kelainan pada kepala bayi, kepala bayi  teraba lunak, berdenyut, dan bergelombang. Keadaan ibu dalam keadaan lemah.
2.         Memberitahu pada ibu dan keluarga inform consent dan inform choice bahwa ibu akan di rujuk ke fasilitas yang lebih memadai untuk dilakukan persalinan oleh dokter obgin.
Memberikan pilihan fasilitas kesehatan pada keluarga ingin memilih rumah sakit yang diinginkan.
3.         Mengobservasi keadaan ibu setiap 15 menit seperti tekanan darah, nadi, pernafasan, DJJ, dan His untuk memastikan keadaan ibu baik saat akan dilakukan rujukan
4.         Memasang oksigen pada ibu, jika ibu mengalami kesulitan bernafas untuk memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan janin, dan memasang infus dengan jarum berukuran besar untuk intake cairan dan mengantisipasi jika terjadi kegawatdaruratan ibu dan janin.
5.         Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan keluarkan dari mulut secara berlahan- lahan. bila terasa mules dan menganjurkan ibu untuk tidak mengedan terlebih dahulu supaya vaginanya tidak bengkak.dan menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
6.         Berikan ibu makan dan minum untuk menambah kekuatan ibu, dan agar ibu tidak lemas
7.         Memberikan dukungan dan semangat pada ibu agar ibu lebih sabar dan menerima kelahiran bayinya, dan menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu
8.         Mendampingi ibu saat merujuk ke fasilitas kesehatan.
9.         Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan


VII. EVALUASI                                              Tanggal, 30-03-2013, Jam 08.30 WIB
1.         Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditandai dengan ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.
2.         Ibu dan keluarga sudah mengerti keadaan ibu, ibu dan keluarga bersedia untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan dan keluarga sudah menentukan rumah sakit yang diinginkan.
3.         Observasi sudah dilakukan. TD = 100/70 mmHg, N = 84 x/menit, R = 24 x/menit, DJJ = 136 x/menit, His = 4x/10’/40”
4.         Ibu sudah dipasang oksigen nasal 3L/menit dan sudah dipasang infus.
5.         Ibu sudah mengerti teknik relaksasi, ditandai dengan ibu dapat melakukan teknik relaksasi
6.         Ibu sudah makan habis ½ porsi dan minum 1 gelas
7.         Ibu tampak lebih tenang setelah diberi dukungan
8.         Mendampingi ibu sampai tempat rujukan, ibu dirujuk tanggal 30 Maret 2013, pukul 08.30 WIB dengan alasan merujuk Ibu hamil pertama dan kemungkinan janin anencephalus karena pada VT presentasi kepala tetapi kepala teraba lunak, bergelombang, berdenyut dan kemungkinan hidramnion.
9.         Dokumentasi sudah dilakukan



BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
            Anencepalus  merupakan cacat bawaan yang merupakan sebab penting dari kelahiran mati. Kelainan cacat bawaan dipengaruhi oleh umur, paritas, bangsa ibu, dan juga oleh jenis kelamin janin. Pencegahan dini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kematian bayi akibat Anencephalus seperti pemeriksaan antenatal yang rutin dan teratur, pemberian dan pemakaian konsumsi vitamin dan suplemen selama hamil, factor nutrisi dengan gizi seimbang, serta gaya hidup dan lingkungan sekitar tempat tinggal ibu sangat mempengaruhi janin menderita Anencephalus

B.       Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis kelainan yang menyertai kehamilan dan persalinan khususnya anencephalus.
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui tindak lanjut penanganan anencephalus yang menyertai kehamilan dan persalinan, dan bidan dapat mengenali tanda dan gejala terjadinya anencephalus dalam kehamilan dan persalinan.


DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Sastrawinata,Sulaiman. 2003. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, E/2. Jakarta : EGC


1 komentar:

  1. HIV / Herpes hakkındaki araştırmam sırasında Hiv / Herpes bilgisine rastladım; google'da STD araması yaparken bulması oldukça kolay olan bilgiler. HIV / Herpes Cured'in komplo olduğunu düşünerek komplo içindeydim. Komplo olmak bir cehaletti, bitkisel ilaç konusunda oldukça ilginç buldum. Bitkisel tedavinin resmi HIV / Herpes web sitelerinde soru sordum ve Hiv / Herpes propagandasını papağanladığımı söyleyen moderatörler tarafından yasaklandım. Bu, Hiv / Herpes tedavisinin olduğuna dair inancımı pekiştirdi. Daha sonra almanca adında bir bayan buldum Achima Abelard Dr Itua Hiv'i tedavi ettim. iki hafta boyunca.Ve bugün hayatımda hiçbir Hiv / Herpes Tedavi Edilmedim, Hiv / Herpes gruplarının Hiv / Herpes Bitkisel Tedavisi hakkında daha fazla bilgi edinmek için insanlarla iletişim kurma girişiminde bulunmaya çalıştım. aynı hastalıkta bu bilgiler size yardımcı olur ve bu bilgiyi diğer insanlara yardım etmek umuduyla yaymak için elimden gelenin en iyisini yapmak istedim. Bu Dr Itua Bitkisel Tıp, acı çeken insanlar için bir umut olduğuna inanmamı sağlıyor, Parkinson hastalığı , Şizofreni, Kanser, Skolyoz, Fibromiyalji, Florokinolon Toksisite Sendromu Fibrodysplasia Ossificans Progressiva.Infertilite, Epilepsi, Diyabet, Çölyak hastalığı, Artrit, Amyotrofik Lateral Skleroz, Alziyer hastalığı s.Hiv_ Aids, Herpes, İnflamatuar barsak hastalığı, Copd, Diyabet, Hepatit, Tasha ve Tara, Conley, Mckinney'i ve her çeşit hastalıktan nasıl daha fazla acı çektiğini çevrimiçi olarak okudum, bu yüzden onunla iletişim kurdum. Kendisi Tanrı'nın eşsiz bir kalbi olan bir bitkisel doktordur, Contact Emal..drituaherbalcenter @ gmail.com Telefon veya whatsapp .. + 2348149277967.

    BalasHapus