Berbagi ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, bisa kasih komentar atau masukan disini :)

Kamis, 12 Agustus 2010

wisata iptek Bedugul

Oleh :
SMA Negeri 7 Denpasar
1. Ni K. Octarini Maya Sari
2. Ni Putu Intan Liswandari
3. Ni Putu Trisna Windika Pratiwi

Sekolah Menengah Atas
SMA N 7 Denpasar
2010



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Ida Sang Hyang Widhi Wasa, berkat karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Karya tulis ini disusun dan diberikan judul: HASIL WISATA IPTEK KE BEDUGUL
Dalam penyusunan karya tulis ini, penyusun banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, kita ingin menghaturkan ucapan terima kasih.
Akhirnya kita berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat sesuai tujuannya, dan kita sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan selanjutnya, serta tidak lupa mengucapkan terima kasih.


Denpasar, 24 Juni 2010

Tim Penyusun







RINGKASAN
Berawal dari gagasan Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam yang merangkap sebagai Kepala Kebun Raya Indonesia, dan I Made Taman, Kepala Lembaga Pelestarian dan Pengawetan Alam saat itu yang berkeinginan untuk mendirikan cabang Kebun Raya di luar Jawa, dalam hal ini Bali. Pendekatan kepada Pemda Bali dimulai tahun 1955, hingga akhirnya pada tahun 1958 pejabat yang berwenang di Bali secara resmi menawarkan kepada Lembaga Pusat Penyelidikan Alam untuk mendirikan Kebun Raya di Bali. Berdasarkan kesepakatan lokasi Kebun Raya ditetapkan seluas 50 ha yang meliputi areal hutan reboisasi Candikuning serta berbatasan langsung dengan Cagar Alam Batukau. Tepat pada tanggal 15 Juli 1959 Kebun Raya “Eka Karya” Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam sebagai realisasi SK Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 19 Januari 1959 No. 19/E.3/2/4.
Nama “ Eka Karya ” untuk Kebun Raya Bali diusulkan oleh I Made Taman. “ Eka ” berarti Satu dan “ Karya ” berarti Hasil Kerja . Jadi “ Eka Karya ” dapat diartikan sebagai Kebun Raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia sendiri setelah Indonesia merdeka. Kebun raya ini dikhususkan untuk mengoleksi Gymnospermae (tumbuhan berdaun jarum) dari seluruh dunia karena jenis-jenis ini dapat tumbuh dengan baik di dalam kebun raya. Koleksi pertama banyak didatangkan dari Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas, antara lain Araucaria bidwillii , Cupresus sempervirens dan Pinus masoniana . Jenis lainnya yang merupakan tumbuhan asli daerah ini antara lain Podocarpus imbricatus dan Casuarina junghuhniana. Sejak tahun 1964 hingga saat ini, Kebun Raya “Eka Karya” Bali telah mengalami 11 kali pergantian kepemimpinan dengan berbagai pembaharuan. Di bawah kepemimpinan I Gede Ranten, B.Sc. (1975 – 1977), luas kebun raya bertambah hingga 129,2 ha. Perluasannya diresmikan oleh Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia saat itu yaitu Prof. Dr. Ir. Tubagus Bachtiar Rifai pada tanggal 30 April 1976 yang ditandai dengan penanaman Chamae cyparis obtusa.
Di bawah kepemimpinan Ir. Mustaid Siregar, M.Si (2001 – 2008) luas kebun raya bertambah lagi menjadi 157,5 ha. Saat ini (2009 - ) Kebun Raya Bali dipimpin oleh Ir. I Nyoman Lugrayasa. Meski pada awal berdirinya ditujukan untuk konservasi tumbuhan berdaun jarum (Gymnospermae), kini Kebun Raya yang berada di ketinggian 1.250 – 1.450 m dpl dengan suhu berkisar antara 18 - 20°C dan kelembaban 70 – 90% ini berkembang menjadi kawasan konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia. Statusnya saat ini adalah Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali (SK Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 1019/M/2002, tanggal 12 Juni 2002) dan Kawasan Dengan Tujuan Khusus sebagai Hutan Pendidikan dan Penelitian bagi peruntukan Kebun Raya “Eka Karya” Bali (UU No. 41 Tahun 2000 serta SK Menteri Kehutanan No. 6311/Kpts-II/2002, tanggal 13 Juni 2002). Dengan ribuan koleksi tanaman yang tidak hanya berasal dari Indonesia, Kebun Raya “Eka Karya” Bali sebagai sebuah lembaga konservasi ex – situ tumbuhan merupakan tempat yang sesuai untuk kegiatan penelitian, pendidikan dan wisata.
















DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………………………………………… 1
RINGKASAN………………………………………………………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………… 4
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………. 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 6
1.2 Tujuan penelitian …………………………………………….............................. 6
1.3 Manfaat penelitian……………………………………………………………………….. 6
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………………………………………. 7
BAB III PROSES PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data………………………………………… 9
3.2 Data………………………………………………………………………………………………. 9
3.3 Tahap-tahap Pengolahan Data……………………………………………………… 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………………. 10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………… 15
5.2 Saran ………………………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………… 21




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) memegang peranan penting dalam proses transformasi kemajuan bangsa Indonesia menuju bangsa yang mandiri, berdaya saing tinggi, dan beradab.
Tanpa penguasaan iptek, suatu bangsa akan terpinggirkan dan sejarah bangsa-bangsa di dunia telah membuktikannya. Semakin tinggi penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan iptek suatu bangsa, semakin maju bangsa tersebut dibandingkan dengan bangsa lain.
Dalam rangka mewujudkannya, Deputi Bidang Dinamika Masyarakat, Kementrian Negara Riset dan Teknologi menyelenggarakan Program Membangun Masyarakat Berbudaya Iptek (MMBI) sebagai salah satu media pengenalan dan pembudayaan iptek.
Adanya budaya iptek yang merujuk pada kondisi kehidupan sosial di masyarakat akan menempatkan iptek sebagai bagian kehidupan masyarakat. Iptek merupakan orientasi pragmatis dalam upaya mencapai kehidupan bangsa yang lebih bermartabat dalam persaingan global .
Kegiatan MMBI diharapkan dapat diikuti oleh lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah maupun komponen masyarakat lainnya yang mempunyai kepedulian terhadap penguasaan dan pemanfaatan iptek di masyarakat.

1.2 Tujuan Wisata Iptek
1.2.1 Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pemanfaatan alam sekitar kita
1.2.2 Memberi pengetahuan dan wawasan kepada generasi muda
1.2.3 Mengajak para generasi muda untuk melestarikan alam sekitar

1.3 Manfaat Wisata Iptek
1.3.1 Kita dapat mengetahui pemanfaatan alam sekitar
1.3.2 Mendapat pengetahuan yang lebih mengenai alam
1.3.3 Kita dapat mengetahui cara untuk melestarikan alam

BAB II
LANDASAN TEORI
Sebagai kebun raya, Kebun Raya Bedugul memiliki 16 ribu tanaman koleksi yang terdiri dari 1.500 jenis, 320 marga, dan 155 suku tumbuhan. Selain itu juga masih ada tumbuhan liar dan berbagai burung. Total luas Kebun Raya Bedugul 154,5 hektar dengan lansekapang sangat bersahabat di ketinggian 1.250-1.400 di atas permukaan laut.
Meski terhitung sebagai kebun raya paling muda usianya tahun ini 51 tahun Kebun Raya ”Eka Karya” Bali, alias Kebun Raya (KR) Bedugul, punya magi yang kuat memesona. Setidaknya dibanding tiga kebun raya lain di Indonesia. KR Bedugul di Desa Candikuning, Baturiti, Kabupaten Tabanan, adalah ”simbiosis” situs purba dan kearifan lokal pengobatan, arsitektur, dan sastra lama.
Ada deretan sembilan patung, sekuen dari epos Ramayana yang amat populer di Indonesia. Yakni, patung Rama dan Shinta, Rama memanah kijang, Sinta diculik Rahwana, Jatayu melawan Rahwana, Jatayu Gugur, Anoman Duta, Pertempuran Rahwana, Rahwana Gugur, dan Shinta Obong. Kiri-kanan patung tadi, deretan bunga kana merah darah, dan di kejauhan lebatnya hutan.
Semula KR Bali dengan ciri khas koleksi tanaman dataran tinggi kering/lembab ini didirikan dengan tujuan untuk mengoleksi tumbuhan berdaun jarum (Gymnospermae), salah satunya jenis cemara dari seluruh dunia. Namun, kemudian berkembang menjadi kawasan konservasi eks-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia, yakni dari Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Berkat kerja keras, koleksi tumbuhan KR Bali saat ini mencapai 2.171 jenis, dan 18.494 spesimen tanaman.

Peran kebun raya tidak sekadar untuk menyelamatkan tumbuhan dari kepunahan, tetapi juga menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang tumbuhan, konservasi, pendidikan, dan pariwisata. Selain itu, kebun raya berperan sebagai tempat pengelolaan plasma.
Dan di sekitar Kebun raya banyak ditemukan pertanian Strawberry karena sangat cocok dengan suhu udara di sini. Buahnya banyak dijajakan oleh pedagang di pintu masuk kebun raya. Harganya dijamin murah, apalagi bagi yang jago nawar.
Memasuki areal kebun raya, semuanya hijau dan penuh dengan bunga warna-warni. Untuk menikmati setiap area, anda akan dihubungkan dengan jalan setapak. Jadi walaupun daerahnya cukup luas, lelah tidak akan pernah datang.
Tempat ini sangat cocok untuk liburan bersama keluarga. Tidak salah, kebun raya ini selalu dipadati pengunjung di musim liburan, apalagi akhir-akhir ini ada atraksi Bali Treetop yang menyajikan permainan menantang di atas pohon.
















BAB III
PROSES PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini berasal dari data yang didapatkan dari hasil penelitian langsung di lapangan dan data dari internet. Materi yang diambil adalah mengenai data-data yang menyangkut hutan botani bedugul. Data dikumpulkan pada tanggal 10 juni 2010.

3.2 Data
3.2.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini didapatkan dari hasil penelitian langsung dan beberapa data internet.
3.2.2 Jenis Data
Data-data yang dipakai dalam penyusunan laporan ini berupa data primer, yaitu data yang didapat dengan melaksanakan penelitian langsung yang berkaitan dengan tema pembahasan.
3.2.3 Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data laporan ini adalah metode pengamatan langsung, yaitu mengumpulkan data melalui survei langsung dan data dari internet yang relevan dengan objek permasalahan.

3.3 Tahap-Tahap Pengolahan Data
Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah.
2. Menentukan rumusan masalah yang akan dibahas.
3. Menyusun data yang diperoleh menurut sistematika laporan.
4. Menarik kesimpulan yang bisa menjawab rumusan masalah.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa koleksi yang dijumpai di Kebun Raya “Eka Karya” Bedugul :
4.1 Anggrek
Koleksi anggrek ditata dalam sebuah taman yang pembangunannya mulai dirintis di bawah kepemimpinan Drs. Sukendar (1979 – 1980). Areal yang kini memiliki luas 0,5 ha ini terbagi dalam dua wilayah. Taman Anggrek bagian bawah merupakan daerah terbuka sebagai tempat untuk koleksi anggrek silangan, sedangkan Taman Anggrek bagian atas merupakan tempat bagi anggrek liar yang merupakan prioritas koleksi karena besarnya manfaat dalam penelitian dan upaya pelestariannya. Koleksi anggrek ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur, antara lain Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Lebih dari 293 jenis anggrek telah menjadi koleksi Kebun Raya Bali.
Meski kebanyakan anggrek ini berbunga pada bulan Maret hingga Juni, namun pada bulan lainnya selalu ada saja anggrek yang berbunga. Dari banyak jenis anggrek yang telah dikoleksi, beberapa jenis sangat menarik perhatian seperti Vanda tricolor dengan bunganya yang berwarna putih dengan hiasan merah tua kecoklatan, Paphiopedilum javanicum yang merupakan salah satu jenis anggrek langka, serta dua jenis anggrek endemik Bali yaitu Malleola baliensis dan Calanthe baliensis. Sebagian besar anggrek liar ini sudah jarang ditemui di alam dan keberadaannya makin terancam karena hilangnya habitat akibat konversi lahan dan penebangan hutan, atau pengambilan berlebih di alam untuk tujuan perdagangan.
4.2 Tumbuhan Paku
Koleksi tumbuhan paku ditata dalam areal seluas 2 ha yang disebut sebagai Taman Cyathea. Nama ini berasal dari nama Marga tumbuhan paku yang mendominasi kawasan tersebut. Lebih dari 80 jenis tumbuhan paku menjadi koleksi yang berasal dari Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Paku pohon Cyathea contaminans dan Cyathea latebrosa yang tumbuh alami serta paku kidang Dicksonia blumei yang berasal dari Bukit Pohen, Bali adalah beberapa jenis tumbuhan paku yang menarik di taman ini. Ketiganya merupakan jenis tumbuhan paku dilindungi yang perdagangannya sudah diatur dan diawasi oleh undang-undang internasional. Selain sebagai tanaman hias karena kesan tropis dan kuno yang ditimbulkannya, tumbuhan paku juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan, sayuran dan obat tradisional.
4.3 Begonia
Begonia merupakan koleksi unggulan Kebun Raya “Eka Karya” Bali saat ini. Lebih dari 200 jenis Begonia alam dan Begonia eksotik telah dikoleksi. Begonia alam pada umumnya mempunyai perawakan yang sederhana, kurang menarik dan hidup liar, sedangkan Begonia eksotik kebanyakan berasal dari luar negeri dengan berbagai bentuk yang unik. Tanaman yang lebih dikenal sebagai tanaman hias ini diramalkan akan menjadi salah satu trend masa depan. Daunnya yang tidak simetris dengan berbagai bentuk dan warna yang menarik membuatnya mulai banyak dilirik.
Di Kebun Raya “Eka Karya” Bali, koleksi Begonia ditata dalam sebuah taman tematik dalam sebuah “rumah kaca” seluas 692.35 m2 dengan konsep natural menyerupai habitat alaminya yang diberi nama Taman Begonia. Dalam taman ini, koleksi Begonia alam ditanam terpisah dengan Begonia eksotik. Koleksi tidak hanya diperoleh dari hasil eksplorasi ke berbagai daerah di Indonesia saja, namun juga hasil pertukaran/sumbangan biji dengan instansi lain di luar negeri. Dari banyak jenis Begonia yang telah dikoleksi, terdapat jenis menarik seperti misalnya Begonia acetosa yang mempunyai daun indah berwarna hijau dan permukaan bawah berwarna merah menyala dengan tekstur lembut seperti beludru. Jenis-jenis lain yang termasuk dalam kategori Begonia rex juga mempunyai tampilan daun yang beraneka warna dan sangat menarik seperti hijau muda, hijau tua, hijau menyala, merah, lembayung, keperakan atau kombinasi warna-warna yang indah. Tekstur daunnya juga menampilkan bentuk yang unik misalnya lembut seperti beludru, kasar, berbingkul, mengkerut dan keriting.
Selain untuk penataan taman, Kebun Raya ”Eka Karya” Bali juga mengembangkan beberapa jenis Begonia eksotik dan silangan baru untuk tujuan komersial. Kebun Raya Bali merupakan salah satu kebun raya yang memiliki koleksi Begonia terbesar di dunia, sehingga telah menjadi pusat koleksi dan Pengembangan Begonia terutama di Indonesia
4.4 Kaktus
Kaktus adalah tanaman yang biasa tumbuh di daerah gurun yang panas. Dengan daun yang telah termodifikasi menjadi duri kaktus dapat hidup di daerah yang kering. Namun kaktus ternyata juga mampu tumbuh dan berkembang di daerah dataran tinggi berhawa dingin seperti Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Beberapa jenis di antaranya bahkan dapat mencapai tinggi lebih dari 5 meter. Di Kebun Raya “Eka Karya” Bali koleksi kaktus yang terdiri dari 68 jenis ditata dalam sebuah rumah kaca seluas 500 m2 untuk mencegah dari kelembaban yang berlebihan. Selain dari Bali, koleksi kaktus yang terdapat di Rumah Kaca Kaktus ini juga berasal dari Mexico, German, New Zealand dan Argentina. Yang menarik untuk dilihat di sini antara lain koleksi Echinocactus grusonii, Cephalocereus senilis, Mammillaria durispina, Espostoa lanata, Opuntia sp. Dan Cleistocactus micropetalum.
4.5 Tanaman Obat
Pengobatan tradisional Bali dikenal sebagai usada (Sansekerta Ausadhi : tumbuhan yang mengandung khasiat obat). Pengetahuan yang berasal dari India ini menyebar ke Bali seiring dengan perkembangan agama Hindu pada abad ke–5 M dan diwariskan secara turun-temurun melalui lontar usada (manuskrip tentang sistem pengobatan, bahan obat dan cara pengobatan tradisional yang ditulis di atas daun lontar/siwalan – Borassus flabellifer). Dalam pengobatan tradisional tersebut tumbuhan merupakan salah satu unsur utama.
Kebun Raya “Eka Karya” Bali mewujudkan salah satu bentuk kearifan tradisional di bidang pengobatan tersebut dalam sebuah taman yang disebut sebagai Taman Usada. Koleksi sebanyak lebih dari 300 jenis, ditanam dalam taman seluas 1.600 m2 ini berasal dari berbagai Kabupaten di Bali dan dilengkapi dengan sarana pendidikan berupa papan interpretasi berisi penjelasan singkat mengenai tanaman koleksi tersebut serta fungsinya dalam pengobatan tradisional Bali.
4.6 Tanaman Upacara
Kehidupan masyarakat Hindu di Bali selalu berkaitan dengan upacara keagamaan yang kompleks. Dalam kegiatan tersebut tumbuhan mempunyai peranan yang sangat penting. Masing-masing (bagian) tumbuhan yang digunakan memiliki arti tersendiri dalam setiap pemanfaatannya. Di Kebun Raya “Eka Karya” Bali tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan untuk hiasan Pura, sesaji, bahan bangunan suci dan berbagai upacara lainnya ditata di taman seluas 5,53 ha yang disebut sebagai Taman Panca Yadnya. Nama tersebut mengacu pada lima aktifitas utama kegiatan persembahan masyarakat Hindu di Bali yaitu Dewa Yadnya (persembahan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa), Pitra Yadnya (persembahan kepada leluhur), Resi Yadnya (persembahan sebagai balas jasa kepada para Pendeta atas bimbingannya), Manusia Yadnya (korban suci untuk keselamatan umat manusia) dan Butha Yadnya (persembahan kepada Bhuta Kala). Koleksinya sebanyak 218 jenis, berasal dari berbagai Kabupaten di Bali dan yang menarik antara lain cempaka ( Michelia champaca L.) , beringin ( Ficus benjamina L.), trijata ( Medinilla speciosa Bl.), uduh ( Caryota mitis Lour.) dan majegau ( Dysoxylum caulostachyum ) yang merupakan maskot flora Provinsi Bali.
Saat ini, Taman Panca Yadnya sedang dalam tahap renovasi. Renovasi kawasan Taman Panca Yadnya ini telah dimulai sejak tahun 2007 dengan dimulainya pembangunan Bajra Danta. Kini bangunan yang rencananya akan difungsikan sebagai tempat penyimpanan dokumen kearifan lokal yang sarat dengan pendidikan konservasi tersebut telah selesai dibangun, sementara penataan taman atau koleksi dilakukan secara terus menerus. Diharapkan, pada tahun 2009 renovasi dan penataan kawasan Taman Panca Yadnya akan selesai dilakukan. Selama dalam pembangunan/penataan, kawasan ini tidak tertutup bagi pengunjung.
4.7 Tanaman Air
Kolam merupakan salah satu habitat bagi tanaman air. Di Kebun Raya “Eka Karya” Bali, koleksi tanaman air ditata dalam sebuah kolam bertingkat enam. Kolam tersebut dilengkapi dengan berbagai ornamen penghias taman seperti batu-batuan, berbagai bentuk pot dan pancuran bambu yang akan menimbulkan suara berirama. Koleksi ditata sesuai dengan habitusnya dan yang menarik di sini antara lain Nymphaea pubescens Willd., Pontederia cordata L., Cyperus papyrus L., Cyperus flabelliformis Rottb., Zantedeschia aethiopica (L.) Spreng. dan Nymphoides indica (L.) OK. yang memiliki perawakan menyerupai teratai namun memiki daun dan bunga yang kecil.
4.8 Herbarium
Kebun Raya Bali memiliki herbarium yang diberi nama Herbarium Hortus Botanicus Baliense (THBB). Herbarium ini menyimpan koleksi kering dan basah, juga biji yang berasal dari tanaman koleksi kebun maupun hasil eksplorasi. Koleksinya sebanyak lebih dari 10.000 spesimen dari lumut sampai tumbuhan berbunga. Herbarium ini terbuka untuk umum dengan pengawasan petugas.
4.9 Burung dan fauna lain
Kebun Raya Bali merupakan tempat yang baik untuk mengamati burung. Burung yang berkeliaran di dalam kebun adalah liar dan dilindungi. Pagi dan sore hari merupakan waktu yang paling baik untuk mengamati burung. Mereka sering terlihat di lapangan rumput, pohon maupun semak-semak. Keberadaan hutan reboisasi maupun alam menjadikannya kombinasi yang unik bagi kehidupan burung di Kebun Raya. Tercatat lebih dari 79 jenis burung yang hidup di kebun dan daerah sekitarnya.
Anda mungkin bisa melihat tupai berkeliaran di dahan pohon atau semak, suara monyet kerap terdengar tapi jarang terlihat. Jika anda beruntung ayam hutan kerap terdengar bunyinya dan bahkan berkeliaran bebas di sekitar taman paku. Tercatat pula 27 jenis kupu-kupu ditemukan di dalam kebun raya.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kebun Raya Bedugul merupukan kebun botani yang unik dan merupakan suatu tempat yang berfungsi sebagai tempat penelitian, konservasi, sarana pendidikan, dan tempat untuk berekreasi. Dari penjelasan saya di atas saya dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat saya sampaikan adalah sebagai berikut :
5.1.1 Tempat Penelitian
Kebun Raya Bedugul digunakan sebagai sarana penelitian oleh para ahli.
5.1.2 Konservasi
Sebagai tempat konservasi tanaman dan pelestarian tanaman langka.
5.1.3 Sarana Pendidikan
Banyak sekolah-sekolah yang berkunjung ke kebun raya bedugul untuk mengenal alam dan cara melestarikan alam. Juga bisa mengenal berbagai tanaman dan fungsinya.
5.1.4 Tempat Rekreasi
Pada musim libur atau hari raya besar banyak pengunjung yang datang untuk berekreasi bersama keluarga, Tempatnya yang nyaman, sejuk, dan luas membuat para pengunjung merasa betah berkunjung kesana.







5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan, adalah sebagai berikut :
5.2.1 Koleksi tanaman lebih lengkap lagi, sehingga koleksi tanaman bertambah banyak dan semakin lengkap.
5.2.2 Sebagai tempat pertukaran biji, (seed exchange), untuk saling bertukar biji tanaman, agar koleksi tanaman semakin lengkap tersedia.
5.2.3 Fasilitas-fasilitas yang tersedia di kebun raya Bedugul, harus diperbanyak lagi, seperti setiap tempat disediakan kamar mandi.
5.2.4 Kebersihan kebun raya Bedugul harus dijaga, misalnya setiap tempat disediakan tempat sampah dan petugas kebersihan. Agar suasana kebun raya bersih dan sejuk.
5.2.5 Pemerintah harus memberikan hukuman yang tegas bagi setiap masyarakat yang merusak kebersihan, keindahan kebun raya Bedugul.













DAFTAR GAMBAR

















































DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.kebunrayabali.com
www.ristek.go.id
Narasumber : Bayu Adjie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar